Jakarta – Rampungnya proyek Palapa Ringakan membuka peluang munculnya pusat inovasi dan kreasi di daerah yang selama ini belum terjangkau teknologi internet. infrastruktur telekomunikasi yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo awal pekan ini pun diharapkan dapat mendorong swasta untuk menggarap pasar baru di daerah.
Optimisme setelah diresmikannya fasilitas Palapa Ring atau yang dikenal sebagai Tol Langit ini, disampaikan oleh praktisi usaha kreatif Billy Mambrasar. Pria yangjuga CEO Kitongbisa itu meyakini, dengan adanya infrastruktur Informationand Communication Technologies Papua tidak lama lagi akan memiliki pusat Creative and Innovation Hub atau semacam Silicon Valley diwilayah itu.
“Pembangunan Silicon Valley di Papua dimulai dengan peletakan batu pertamanya pada 28 Oktober mendatang, bersamaan dengan Sumpah Pemuda. Dengan Palapa Ring ini, saya pikir akan menjadi jauh lebih besar lagi ekosistem digital Indonesia, terutama peran pemuda” ujardiasaatdiskusipada Forum Medan Merdeka Barat9, di Jakarta kemarin.
Billy mengatakan, beberapa waktu lalu bersama 23 pemuda tujuh wilayah adat dari Papua dan Papua Barat,pihaknya telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Pada kesempatan itu disampaikan bahwa Papua akan memiliki Creative and Innovation Hub seperti di luar negeri.“Seperti Space kalau di National University of Singapore, seperti the Hanger tempat di mana para pemuda berkumpul bertukar pikiran untuk berinovasi, ujar pria yang juga Ketua Papua Muda lnspiratif itu.
Dia menambahkan, dengan adanya PalapaRing,ini membuktikan bahwa masyarakat ditimur Indonesia tidak hanya menjadi penerima manfaat dari pembangunan, tetapi juga terlibat dalam pembangunan tersebut.
“Ada banyak potensi di Papua. Ada 118 anak muda di sana memiliki start-up, usaha, atau gerakan sosial kepemu- daan. Mereka juga akan bergabung dengan Papua Muda Inspiratif,” kata Billy.
Seperti diberitakan, Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia. Proyek Palapa Ring menggunakan serat optik sepanjang 12.148 km dengan total 55 hops microwaves links. Untuk program ini,pemerintah mengeluarkan alokasi anggaran hingga Rp22 triliun.
Proyek tersebut dibagi wilayah yakni Palapa Ring Barat, Ring Tengah, dan Ring Timur. Ketiga wilayah ini saling terhubung satu sama lain dan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian berbasis digital sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Palapa Ring juga dimaksudkan agar para operator telekomunikasi mampu menyediakan layanan maksimal kepada masyarakat yang selama ini belum tersentuh, seperti di Indonesia bagian timur. Operator diharapkan dapat memberikan kualitas layanan komunikasi setara dengan di Pulau Jawa.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Anang Latif mengatakan, kalangan swasta kini bisa memanfaatkan fasilitas tersebut dengan kualitas dan harga yang terjangkau. Jadi, pemerintah sudah membangun jalan tolnya, ‘atau 80% persoalan sudah selesai, Namun untuk 20% lagi kami ajak operator untuk bekerja sama, tutur Anang.
Dia menjelaskan, Palapa RingBarat dan RingTengah saat ini bekerja sama dengan 10 operator. Khusus di bagian timur, pihak operator diberi kesempatan tiga bulan untuk uji coba secara gratis menggunakan jaringan Palapa Ring.
“Ini masih menjadi pekerjaan rumah karena timur adalah kawasan yang termasuk kategori tidak layak bisnis, Namun, terdapat 109 dari penduduk Indonesia di sana. Persoalannya, itu bagian yang susah karena terpencil, Karenaitulah, pemerintah akan turun tangan bila operator tidak bisa menyelesaikan,” katanya.
Salah satu strategi yang digunakan dalam penyediaan ja- ringan internet, imbuh Anang, adalah dengan membangun infrastruktur 4.000 menara telekomunikasi (BTS) dan satelit multifungsi.
Sementaraitu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jayawijaya lsak SF Sawaki mengatakan bahwa dengan rampungnya proyek Tol Langit diharapkan dapat membantu ekonomi digital tumbuh dengan cepat, termasuk salah satunya di Kabupaten Jayawijaya, Papua.
“Selama ini, walaupun di tampilan handphone ada 4G, tapi layanannya tidak seperti 4G sehingga sering menjadi keluhan masyarakat,” tutur Isak.
Menjadi yang terupdate, dengan berlangganan setiap postingan artikel terbaru Forum Merdeka
Barat 9