Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mematok 50 bank wakaf Mikro (BWM) terbentuk tahun ini. Itu sejalan dengan perluasan kinerja bisnis hingga Pulau Sumatra dan Indonesia Timur (Intim).
Merujuk data OJK, per 2 Maret 2018, sepanjang tahun lalu telah berdiri 20 BWM. Di mana, ke-20 BWM itu memiliki 2.784 nasabah. Dengan begitu, butuh tambahan 30 BWM baru untuk memenuhi target tersebut. Tahun ini paling tidak BWM sudah bisa berdiri di luar Jawa. Maklum, selama ini BWM baru berdiri di pesantren-pesantren
di Jawa. “Berdasa rencana di Sumatera ada BWM kemudian di Indonesia timur,” tutur Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Soekro, di Jakarta, Selasa (27/3).
Penambahan jumlah BWM itu perlu diiringi peningkatan jumlah donatur. Sebab, paling tidak dibutuhkan minimal Rp 4 miliar untuk mendirikan satu BWM. Jadi, butuh donasi sebanyak Rp 120 miliar untuk mendirikan 30 BWM baru. Meski begitu, Soekro tidak menarget jumlah donatur akan menyumbang untuk BWM.
Sejatinya bilang Soekro, banyak donatur berminat menyumbang untuk BWM. Di mana, total donasi masyarakat telah terkumpul untuk BWM sebanyak Rp 80 miliar. Misalnya, belum lama ini Pemilik Mayapada Grup, Tahir menjadi donatur program BWM An-Nawawi Tanara diresmikan Presiden Joko Widodo, di Pondok Pesantren, Serang, Banten. “Kami harap makin banyak mau donasi, semakin banyak akan semakin baik,” harapnya.
Di samping itu, Soekro berharap BWM dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan masyarakat kelas bawah. Pasalnya, selama ini, masih banyak masyarakat bawah belum tersentuh model pembiayaan secara memadai.
Contohnya, kebanyakan masyarakat bawah tidak memiliki aset untuk membayar biaya agunan sebagai syarat untuk mendapat kredit. Lebih lanjut, Soekro menyebut BWM diharap dapat meningkatkan inklusi keuangan masyarakat bawah.
“Jadi, ini langkah awal membangun masyarakat non-bankable menjadi bankable,” harap Soekro.
Menjadi yang terupdate, dengan berlangganan setiap postingan artikel terbaru Forum Merdeka
Barat 9