JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika rudiantara menjamin pemerintah akan menjaga kerahasiaan data masyarakat seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital. Rudi mengatakan, pemerintah akan terus memprioritaskan perlindungan data konsumen agar tidak disalahgunakan.
“Data ya sudah pasti, semua yang berkaitan dengan kepentingan nasional, intelijen, dan penyelenggara pemerintah (akan dijaga),” ujar Rudi di kantor Kementerian Kominfo, Selasa (26/2).
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. Ia menjelaskan, dalam industri jasa keuangan, kerahasiaan data nasabah sangat penting. Oleh karena itu, OJK pun memberlakukan aturan ketat pada pendirian layanan keuangan berbasis teknologi atau tekfin.
Aturan yang selama ini dikeluarkan oleh OJK, kata Wimboh, dibuat untuk menjaga kerahasiaan data nasabah. Selain itu, regulasi tersebut dibuat agar penyelenggara aplikasi keuangan tersebut tidak merugikan masyarakat. Fokus OJK, ujarnya, adalah memastikan nasabah mendapatkan pelayanan terbaik. Dengan demikian, menurut dia, aturan tersebut bukan bersifat larangan melainkan koridor yang perlu dipatuhi oleh seluruh tekfin.
“Kita jadi bisa memonitor. Kita kasih koridor bagaimana mereka operasinya mencapai tujuan. Masyarakat bisa mengakses kebutuhannya dengan cepat tapi tidak dibohongi,” ujar Wimboh.
Pertumbuhan unicorn
Pesatnya perkembangan pertumbuhan ekonomi digital juga mendorong pertumbuhan investasi di sektor tersebut. Tahun ini, pemerintah menargetkan ada lima unicorn yang akan tumbuh di Indonesia. Artinya, akan ada satu tambahan perusahaan untuk melengkapi unicorn yang sudah ada, yakni Traveloka, Gojek, Bukalapak, dan Toko-pedia. “Kita yakin 2019 alhamdulillah ada lima unicorn,” ujar Rudiantara .
Bahkan, kata Rudi, dua dari lima unicorn tersebut akan naik menjadi decacorn atau memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar dolar AS.
Pertumbuhan ekonomi digital ini juga diamini oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong. Lembong menjelaskan, pertumbuhan ini terlihat dari besaran investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia.
“Ya saya melihatnya akan meningkat. Sebab, FDI (investasi asing langsung) 2017 tinggi, 2018 sempat turun. Nah, meski memang sempat turun, tetapi FDI ke ekonomi digital gak turun. Ini menandakan bahwa sektor ini stabil. (Tahun) 2019 pasti akan lebih baik,” ujar dia.
Thomas menjelaskan, kondisi pertumbuhan investasi yang sempat seret pada tahun lalu berhasil diperbaiki oleh pertumbuhan investasi di sektor ekonomi digital. Dia mengatakan, 15 hingga 20 persen dari total penanaman modal asing atau sekitar 2 miliar-2,5 miliar dolar AS akan masuk ke sektor ekonomi digital Indonesia.
Menjadi yang terupdate, dengan berlangganan setiap postingan artikel terbaru Forum Merdeka
Barat 9