Jakarta – Kasus kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat. Papua, merupakan akibat dari beragam masalah yang tak tertangani dari sisi perilaku kesehatan, ketahanan pangan, infrastruktur, dan bahkan politik. Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam diskusi penanganan KLB campak dan gizi buruk Asmat di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (29/1/2018) seperti dilansir Kantor Berita Antara, mengatakan, lingkungan di Asmat sangat mudah menularkan penyakit.
Nila menjelaskan, penduduk tinggal di atas rawa-rawa dan merupakan sebuah muara. Jika laut pasang, air rawa akan naik dan memasuki rumah dengan membawa berbagai kuman. Nila menyebutkan, persoalan ketersediaan pangan juga menjadi masalah di mana penduduk lokal hanya mengonsumsi umbi-umbian yang ditanam secukupnya. Permasalahan juga terjadi pada fasilitas kesehatan seperti pembangunan rumah sakit yang dibangun tidak sistematis dengan mendahulukan ruang rawat inap tanpa menyediakan air dan listnk. “Enggak mungkin kesehatan mengatasi ini sendiri. Perlu ketahanan pangan, kita pertu infrastruktur.” kata Nila. Menteri Sosial Idrus Marham yang juga sudah mengunjungi Asmat beberapa waktu lalu mengatakan, masalah geografis dan belum adanya infrastruktur memadai juga menjadi kendala. Selain itu akses sanitasi dan air bersih juga sangat memengaruhi kesehatan di daerah tersebut. “Air di sana tergantung hujan. Sumur bor kedalaman 300 meter belum tentu ada air, kalaupun ada air belum tentu sehat,” kata Idrus.
Menjadi yang terupdate, dengan berlangganan setiap postingan artikel terbaru Forum Merdeka
Barat 9