Jakarta – Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus Purnomo menilai produsen mesin perkapalan bisa mendukung program biodiesel B30.
“Ini yang paling juga penting adalah bagaimana produsen mesin bisa mendukung program biodiesel B30 tersebut,” ujar Agus Purnomo di Jakarta, Rabu.
Agus mengatakan bahwa Seharusnya beberapa lembaga misalnya yang terkait dengan produsen mesin bisa mendukung program pemerintah untuk memanfaatkan BBM dengan biodiesel B30 tersebut.
Namun, lanjut dia, saat ini sebenarnya sudah ada mesin kapal yang bisa mengonsumsi lebih dari B30.
“Meskipun jenis kapalnya belum diketahui, tapi sudah mulai dikembangkan mesin yang bisa menggunakan biodiesel lebih dari 30 persen,” kata Agus di sela-sela acara diskusi.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menginginkan urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan Indonesia bisa diturunkan kalau impor migas bisa dikendalikan dengan baik dan juga lifting atau produksi migas dalam negeri juga bisa dinaikkan.
Kedua, lanjutnya, penggunaan biodiesel B30 yang dimulai Januari 2020 agar bisa dilaksanakan dan dikawal sehingga bisa menurunkan impor minyak.
Sementara itu Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menargetkan replanting (peremajaan) sawit mencapai 500 ribu hektare.
Program peremajaan sawit rakyat (PSR) ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengamankan pasokan industri hilir kelapa sawit, termasuk untuk program mandatori penggunaan biodiesel kadar 30 persen (B30).
Sedangkan Kementerian BUMN mengungkapkan penggunaan bahan bakar minyak solar dengan campuran 30 persen nabati sawit atau Biodiesel B30 akan diluncurkan pada Desember ini.
Menjadi yang terupdate, dengan berlangganan setiap postingan artikel terbaru Forum Merdeka
Barat 9