Tiga bulan lagi Asian Games 2018 digelar di Jakarta dan Palembang. Persisnya, 18 Agustus sampai 2 September 2018. Untuk itu, perlu diantisipasi segala bentuk gangguan keamanan pelaksanaan Pesta Olahraga Asia ke-18 tersebut, termasuk tindak terorisme.
Apalagi belakangan ini marak aksi terorisme seperti kejadian di Mako Brimob Depok, tiga Gereja di Surabaya, dan kejadian di Sidoarjo.
Pengamat hukum Lembaga Pelayanan Bantuan Hukum Yayasan Komunikasi Indonesia (LPBH YKI) Daniel Yusmic mengingatkan, langkah kongkrit penjagaan keamanan Ibukota harus dilakukan. Misalnya dengan mengesahkan Perppu Antiterorisme.
“Kalau ada teror begini, khawatir negara peserta Asian Games tidak mengirimkan delegasinya karena alasan keamanan, maka nama Ibu Kota danlndone-sia bisa kecoreng,” ujarnya.
Menanggapi ini. Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) yang juga Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI) Erick Thohir mengaku sudah ada antisipasinya.
“Kami sudah koordinasi dengan badan antiteror. Pak Suhardi Alius Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, kami akan buat desk khusus, desk intelijen, supaya bersinergi dengan instansi keamanan lain.” ujarnya Erick di Kantor Kemen-kominfo, Jakarta Pusat.
Dikatakannya, panitia Asian Games telah melakukan keamanan canggih dalam sistem cyber salah satunya dengan Main Operation Center (MOC).
“Kami panitia sudah membuat cyber protection, MOC dan macam-macam. Alhamdulilah dipimpin langsung Pak Wapres, duduk dengan Menkominfo serta bekerja sama dengan badan cyber dan sandi.” akunya.
Erick menambahkan, melalui sistem keamanan fisik dan cyber ini. kejadian-kejadian penghambat Asian Games dapat diantisipasi. Termasuk aksi terorisme baik secara fisik maupun teknologi digital lewat hacker.
“Kita pastikan tak ada yang masuk ke venue tanpa akreditasi, tidak ada orang juga yang membeli tiket tanpa mendaftar detail tinggal di mana, nomor telepon berapa, dan lain-lain. Karena ini juga meminimalisir risiko yang tidak kita inginkan,” terangnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjamin pelaksanaan Asian Games 2018 tidak akan terganggu pasca-rangkaian teror di Mako Brimob dan Gereja Surabaya. Pemprov pun meningkatkan kewaspadaan dan ribuan CCTV yang mampu mengenali wajah-wajah yang terekam.
“Kami yakin persiapan Asian Games tidak terganggu,” ujar Anies.
TNI dan Polri, lanjutnya, memiliki strategi khusus dalam mengatasi terorisme. Salah satunya, memantau pergerakan teroris yang berpotensi melakukan aksi teror.
“Semuanya sudah diantisipasi, memantau semua pergerakan termasuk pergerakan sel-sel.” katanya.
Tak hanya itu, Anies juga mengaku selalu berkoordinasi dengan Kepala Badan Intelejen Negara DKI Jakarta guna mendeteksi sejak dini aksi terorisme. “Saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BIN DKI Jakarta dan dipantau semuanya, sehingga semua pergerakan terdeteksi,” ungkap dia.
Karenanya, Anies meyakini Indonesia mampu menangani berbagai aksi teror. “Aparaturnya salah satu berhasil di dalam membekuk, menangani, dan mencegah terorisme dan diakui dunia,” tutup Anies.
Wakil Gubernur DKI Jakarta sandiaga Uno menambahkan, selama Asian Games, Pemprov akan menambah kamera CCTV yang ada di Jakarta. Dia mengatakan kamera CCTV tersebut akan mampu mengenali wajah-wajah yang terekam.
“Kita akan gunakan teknologi dan digital. Tadi baru saja teman-teman mem-brief saya mengenai keharusan kita untuk meningkatkan CCTV yang ada, dan dilengkapi dengan aplikasi yang bisa memprediksi berdasarkan face recognition. Bukan hanya di venue Asian Games, tapi juga di sekitar venue,” jelasnya.
sandiaga menegaskan, Jakarta akan kondusif menjelang Asian Games. Dia memastikan para tamu yang datang tidak khawatir berada di Jakarta selama Asian Games.
“Intinya, kita tidak akan takut dan kita akan mengirimkan pesan kepada para peserta, ofisial,, maupun suporter untuk Asian Games bahwa Jakarta aman,” terangnya.
Menjadi yang terupdate, dengan berlangganan setiap postingan artikel terbaru Forum Merdeka
Barat 9